Referensi Buku

Referensi buku tentang penyiaran publik

(untuk akses buku sila klik judul buku)

1, Judul: Buku: Radio Melintas Zaman

Buku ini memuat testimoni, data historik, pengalaman personal dan aspirasi ke depan. Buku ini tidak bermaksud untuk memamerkan keberada­an dan dukungan para tokoh terhadap RRI, tetapi justru diharapkan menjadi bentuk pembuktian sikap kritis, harapan dan gagasan konstruktif yang terus hidup di kalangan publik terhadap eksistensi RRI.

2. Judul: Melacak Ideologi Jurnalis LPP RRI

Buku yang diterbitkan oleh kerjasama antara Puslitbangdiklat LPP RRI dan Pusat Kajian Media dan Budaya Populer Yogyakarta ini adalah hasil riset yang sumbernya mencakup 10 Redaktur dan 20 Reporter LPP RRI. Isinya merentang dari apa definisi publik bagi radio publik oleh jurnalis RRI, Apa peran radio publik, hingga apa fungsi radio publik di mata jurnalis radio publik macam RRI.

3. Judul: Menyapa Publik: Analisis Berita LPP RRI Pro 3 dan Program Indonesia Menyapa

Buku ini penting untuk melihat potret tampilan program berita radio milik publik yaitu LPP RRI di Pro 3. Buku yang dikomandani oleh peneliti Puji Rianto ini mendedah program Pro 3, lalu melihat konstruksi yang dibangun oleh Program Indonesia Menyapa RRI, lalu menganalisa wacana di balik program talkshow radio publik di Indonesia ini. Buku ini bisa menjadi referensi untuk melihat potret konten berita dan program radio Lembaga Penyiaran Publik RRI secara umum.

4. Judul: Publik untuk Publik: Analisis Siaran Berita RRI Pro 3 Selama Kampanye Pemilu Legislatif 2009

Buku yang hadir untuk menelisik konten pemilu dalam tubuh RRI ini dibuat untuk melihat secara kritis ideologi atau representasi pemilu legislatif dalam tubuh RRI. Dengan metode analisis wacana kritis, pembaca diajak untuk menelaah siaran berita Pro 3 RRI selama kampanye pileg 2009. Tidak hanya itu, buku hasil penelitian ini juga dapat menjawab pertanyaan pembaca soal bagaimana objektifitas berita RRI saat kampanye pemilu dan juga tema dan narasumber mana yang paling banyak diberitakan oleh RRI saat pemilu. Secara tidak langsung, dari analisis konten kuantitatif ini, pembaca dapat mengerti kemana kecenderungan keberpihakan LPP RRI saat itu.

5. Prospek RTRI Sebagai Pengelola Multipleksing

Buku ini ditulis oleh peneliti ahli bidang politik Sekretariat Jenderal DPR RI sekaligus pendamping ahli Komisi I DPR dalam perumusan RUU Penyiaran, Drs. Ahmad Budiman, M.Pd. Budiman adalah sosok peneliti yang tekun, informan, ’juru bicara’ yang baik dan ’kamus berjalan’ di kalangan para peneliti yang memerlukan data bergerak terkait regulasi penyiaran, pada periode 2014-2019.

Dengan latarbelakang ini, maka dapat dipastikan buku yang ditulisnya merefleksikan dua posisi sekaligus: selaku peneliti media yang mencoba memahami situasi empirik di RRI/TVRI selama 2018-2019, menuangkannya dalam laporan berseri dan selaku observer-partisipan/terlibat dalam dialektika gagasan kelembagaan RRI/TVRI di kalangan politisi Komisi I.

6. Dinamika Penyiaran Publik di Indonesia
Buku ini memaparkan bagaimana dinamika pembentukan penyiaran publik di Indonesia yang ternyata tidak paripurna sehingga menyisakan banyak masalah yang tidak kunjung selesai. Di satu sisi, kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang berbasis digital dan internet memaksa lembaga penyiaran publik
harus segera bertransformasi menjadi media layanan publik (Public Service Media, PSM). Untuk itu, penulis buku ini mengusulkan agar transformasi ke arah PSM dilakukan dengan mengintegrasikan RRI, TVRI, dan KBN Antara menjadi satu kesatuan agar lebih efektif dan efisien. Kalau proyek pengintegrasian itu dapat
segera dilakukan, tidak berarti problematika penyiaran publik di Indonesia sudah paripurna. Pekerjaan rumah yang tidak kalah peliknya adalah membereskan posisi lembaga penyiaran publik lokal. Di bagian akhir buku, penulis mengidentifikasi sejumlah permasalahan yang dihadapi lembaga penyiaran publik di Indonesia baik dalam level makro maupun mikro. Isu-isu tersebut membutuhkan perhatian kita untuk menyelesaikannya demi masa depan penyiaran publik yang mungkin sekali akan segera bertransformasi
menjadi media layanan publik.