Survei mengenai Penonton TVRI Yogyakarta tahun 2023 baru saja usai. Secara institusional, survei dilakukan oleh Prodi Ilmu Komunikasi UII Yogyakarta dengan melibatkan peneliti dari Pusat Riset Kebijakan Publik (PRKP) BRIN serta sejumlah personal sebagai enumerator. Lokasi riset di wilayah DIY yang mencakup 4 kabupaten, dan satu kota dengan melibatkan 384 responden.
Salah satu temuan penting dan menarik adalah telah terjadi perubahan kebiasaan bermeda pada diri responden. Ketika kepada responden ditanyakan, untuk tujuan utama mendapatkan berita aktual, informasi, pengetahuan, hiburan, dan iklan, media apa yang Anda pilih. Jawabannya ternyata beragam, Untuk mendapatkan berita aktual responden menempatkan TV sebagai rujukan utama (38,54%), kemudian secara berurutan adalah medsos 30,47%, google 20,05%, website 4,17%, koran 3,65%, radio 3,13%. Untuk mencari informasi menggunakan media Google 34,38%, medsos 30,47%, TV 25,00%, website 4,43%, koran dan radio sama-sama 2,86%. Sedangkan untuk mendapatkan pengetahuan pilihan medianya sebagai berikut: google 44,53%, TV 22,40%, Medsos 21,35%, radio 1,82%, dan koran 1,56%. Mencari hiburan rujukan utama medianya adalah medsos 48,44%, TV 35,68%, radio 6,25%, Google 6,25%, dan koran 0,52%. Adapun untuk tujuan utama mencari iklan media yang diakses pertama-tema adalah TV 39,58%, Medsos 29,95%, google 14,84%, koran 7,81%, radio 4,17%, dan website 3,65%.
Data tersebut menunjukkan arah yang jelas. Media digital semakin memperlihatkan keperkasaannya dan membuat ambyar media arus utama, terutama surat kabar dan radio yang semakin kehilangan fungsinya sebagai media informasi dan edukasi. Koran yang di era analog memiliki keunggulan dalam penyajian berita dan informasi kini justru lebih kuat brand-nya sebagai media untuk mencari iklan. Sedangkan pengakses siaran televisi free to air semakin menyusut akibat kebijakan ASO. Warga yang pesawat televisinya belum digital dan tidak memperoleh bantuan Set of Box (STB) memilih untuk tidak menonton televisi.